jaringan nirkabel indoor dan outdoor
WIRELESS MESH
Wireless Mesh berkembang dengan memadukan antara standar Wireless LAN 802.11 a/b/g (lihat artikel sebelumnya mengenai Perbandingan Standar WLAN a/b/g). Secara teknis standar 802.11a (frekuensi 5,8 GHz) digunakan untuk menghubungkan antar AP sedangkan standar 802.11b/g berfungsi menghubungkan device klien ke AP.
Wireless Mesh hampir mirip dengan konfigurasi repeater mode, namun lebih diperluas lagi. AP yang digunakan tidak terbatas hanya 2 AP namun sudah tergolong banyak bisa lebih dari 2 AP. Hubungan antar AP tidak harus point-to-point dan menggunakan jaringan fisik namun sudah ke arah Multi point dan wirelessly.
Konfigurasi
Konfigurasi Wireless Mesh mirip dengan konfigurasi Wireless LAN biasa. Yang membedakan pada WLAN biasa AP terhubung melalui kabel ke jaringan intranet/internet melalui HUB/switch dan pada Wireless Meshtidak semua AP tersambung langsung melalui kabel ke HUB/switch. PadaWireless Mesh memungkinkan hubungan antar AP melalui jaringan wireless seperti pada jaingan Point-to-Multipoint. Selain untuk memperluas jangkauan, AP juga dapat tersambung langsung ke client.
Karakteristik Jaringan Wireless Mesh
Pada dasarnya solusi Wireless Mesh ini dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan teknis pada teknologi WLAN generasi pertama di mana koneksi antara setiap Access Point dengan Switch masih sangat tergantung pada jaringan kabel ethernet dan secara tidak langsung dapat memberikan solusi berbasis teknologi WLAN yang lebih efektif dan efisien. Kendala implementasi terbesar akan muncul ketika daerah yang ingin dicakup sangat luas, terbuka, dan sulit diakses oleh jaringan kabel ethernet, seperti daerah outdoor. Selain itu jaringan kabel ethernet yang dibutuhkan untuk menghubungkan Access Point dengan Switch ini secara teknis juga memiliki limitasi jarak. Solusi Wireless Mesh memperkenalkan suatu konsep dengan komunikasi nirkabel antar Access Point.
Karakteristik dan kelebihan solusi Wireless Mesh antara lain:
1. Memberikan nilai tambah dalam mengawali dan mengembangkan bisnis akses internet nirkabel berkecepatan tinggi.
a. Solusi ini mampu mendukung fitur sekuriti dan mobility
b. Solusi ini mampu mendukung tingkat QoS yang cukup baik untuk menjalankan aplikasi triple play yaitu penggabungan suara, data, danvideo dalam satu infrastruktur
c. User terminal seperti handset, PDA, Laptop, dan PCMCIA yang mampu mendukung teknologi WLAN berbasis IEEE 802.11b/g semakin mudah diperoleh, umum digunakan, dan terjangkau.
2. Mengurangi biaya kapitalisasi, instalasi, dan operasional.
a. Menggunakan koneksi nirkabel yang lebih ekonomis untuk koneksi antar Access Point dan Access Point dengan User Terminal.
b. Kemampun auto-configuration, self-organizing, dan self-healing yang memungkinkan penekanan biaya instalasi dan operasional.
c. Penyederhanaan sistem manajemen network yang tersentralisasi.
3. Solusi yang sangat fleksibel dan efisien jika dilihat dari kapasitas end user dan data rate yang dapat ditawarkan, luas daerah yang dapat dicakup indoor maupun outdoor, serta berbagai aplikasi yang dapat ditawarkan. Keuntungan penerapan Wireless Mesh ini adalah kemampuan dalam mengcover suatu area dan fleksibilitas dalam instalasinya
Komponen Jaringan Wireless Mesh
Arsitektur jaringan Wireless Mesh terdiri dari 3 elemen utama:
1. Access Point
Access Point berfungsi mengumpulkan, mendistribusikan, dan merutekan data trafik dalam daerah cakupannya. Access Point juga berfungsi menjaga keamanan dan keabsahan konektivitas suatu Access Point dengan Access Point lainnya dan suatu Access Point dengan User Terminal. Access Point pada Wireless Mesh terdiri dari dua subsistem:
· Access Link menyediakan konektivitas antara Access Point dengan User Terminal yang dikembangkan berdasarkan standar IEEE 802.11b/g yang beroperasi pada band frekuensi 2.4 GHz dan mampu mendukung akses data rate hingga maksimum 54 Mbps.
· Transit Link menyediakan konektivitas antara suatu Access Point denganAccess Point lainnya dan/atau ke jaringan distribusi berbasis kabelethernet. Link ini dikembangkan berdasarkan standar IEEE 802.11a yang beroperasi pada band frekuensi 5.8 GHz dan mampu mendukung akses data rate hingga maksimum 54 Mbps.
2. Wireless Gateway
Wireless Gateway berfungsi memfasilitasi koneksivitas ke WAN (intranet/internet) publik dan reach ablility pada jaringan distribusi.Wireless Gateway juga berfungsi sebagai titik sentral pelaksanaan fiturmobility dan sekuriti.
Fitur mobility pada Wireless Gateway memungkinkan terjadinya proses perpindahan user dari satu Access Point ke Access Point lainnya tanpa harus kehilangan konektivitasnya. Semantara fitur sekuriti padaWireless Gateway berfungsi sebagai lapisan kedua proses sekuriti jaringan yang juga didukung oleh standar IEEE 802.11a/b/g pada level access link dan transit link. Sekuriti jaringan antara Access Point danWireless Gateway ini diwujudkan melalui implementasi IPSec tunnel protocol.
3. Network Operations Support System (NOSS)
Network Operations Support System (NOSS) berfungsi menyediakan sistem manajemen dan administrasi yang tersentralisasi untuk memonitor dan mengatur performansi dan konfigurasi seluruh elemen jaringan Wireless Mesh. Beberapa bagian penting dari NOSS antara lain:
· Optivity Network Management System (ONMS) - yang berfungsi sebagai titik sentral pelaksanaan sistem manajemen bagi seluruh elemen jaringanWireless Mesh.
· Industry-standard: FTP, RADIUS, DHCP, dan SNTP Server.
Perencanaan Wireless Mesh
Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang jaringan Wireless Mesh:
· Setiap Access Point harus terhubung paling sedikit dengan dua Access Pointlain (dua koneksi Transit Link) untuk mendukung fitur self-healing dan proses re-routing jika ada Access Point yang bermasalah.
· Untuk memaksimalkan perfomansi jaringan, dua atau lebih Transit Linkharus terhubung dengan Access Point @ NAP; yaitu Access Point yang memiliki hubungan langsung (via kabel ethernet) dengan jaringan distribusi berbasis kabel ethernet.
· Kapasitas jaringan dan data rate yang ingin dicapai.
· Jarak antar Access Point dan luas daerah yang dapat dicakup oleh satuAccess Point yang didasarkan pada karakteristik radio propagation pada daerah yang ingin dicakup.
Instalasi jaringan Wireless Mesh terutama pada sisi Access Point relatif lebih sederhana karena setelah proses instalasi dan pencatuan daya,Access Point mampu melakukan proses Transit Link auto-discovery, auto-configuration, dan self-organizing. Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum instalasi Access Point pada jaringan Wireless Mesh antara lain:
· Perencanaan skema IP Addressing
· Instalasi dan konfigurasi komponen manajemen sistem (NOSS)
· Instalasi dan konfigurasi Wireless Gateway
· Instalasi dan konfigurasi Access Point @ NAP
Contoh Aplikasi dan Implementasi Jaringan Wireless Mesh
Beberapa contoh penerapan solusi Wireless Mesh:
1. Enterprises
Solusi Wireless Mesh dinilai paling efisien dalam menyediakan atau mempeluas daerah layanan akses internet nirkabel baik indoormaupun outdoor.
· Di lingkungan Universitas, sekolah, perusahaan, pabrik, rumah sakit, bandara, hotel, convention centres, pusat perbelanjaan, gelanggang olahraga, taman, dll
· Instalasi sementara dimana akan diselenggarakan event-event khusus seperti pameran, pekan olah raga, usaha pemulihan dari peristiwa bencana, dll.
2. Penyedia Jasa Internet
· Solusi yang mampu meningkatkan pendapatan dan produktifitas usaha jika dilihat dari kapasitas, data rate, luas daerah cakupan, jenis aplikasi, dan berbagai skenario billing yang dapat ditawarkan
3. Pemerintahan dan Militer/Kepolisian
· Untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah dan kualitas public safetybagi warganya, menstimulasi pertumbuhan bisnis di suatu kota atau daerah wisata, dan menyediakan layanan internet di daerah pemukiman penduduk, urban maupun rural.
Beberapa contoh implementasi jaringan Wireless Mesh adalah di beberapa lokasi sebagai berikut :
1. NASA Kennedy Space Station�s Joint Industry Press Center (JIPC)
Implementasi ini bertujuan untuk menyediakan solusi jaringan akses internet nirkabel yang mampu mendukung mobilitas para jurnalis di daerah indoor maupun outdoor Kennedy Space Centre. Solusi Wireless Mesh memungkinkan para jurnalis mengakses jaringan internet dengan menggunakaan laptop atau PDA-nya dan berpindah dari satu areapress release ke area press release lainnya tanpa harus kehilangan konektivitasnya.
2. University of Arkansas
Solusi Wireless Mesh memungkinkan para mahasiswa mengakses jaringan internet dan intranet dari setiap sudut kampus baik indoormaupun outdoor dan berpindah dari satu daerah ke daerah lain dalam ruang lingkup kampus tersebut tanpa harus kehilangan konektivitasnya.
3. Taipei City (Mobile City)
Implementasi ini bertujuan untuk menyediakan layanan broadbandakses internet di stasiun-stasiun yang padat penumpang, gedung-gedung perkantoran dan perdagangan, serta lokasi-lokasi penting lainnya di kota Taipei dan diyakini sebagai implementasi jaringanWireless Mesh terbesar saat ini. Solusi Wireless Mesh meliputi 10.000Access Point yang akan mencakup 272 km2 daerah layanan dan melayani sekitar dua juta penduduk Taipei.
KARAKTERISTIK PERANGKAT JARINGAN NIRKABEL INDOOR DAN OUTDOOR
Perangkat Keras
1. Nirkabel router
Wireless
Router adalah perangkat Router yang berfungsi meneruskan paket data dari satu
network ke network lainnya (dari LAN ke WLAN)
Wireless
router juga dapat difungsikan sebagai access point dengan cara menonaktifkan
fungsi routernya dan diaktifkan fungsi Access Pointnya. Wireless Router semacam
ini disediakan oleh vendor seperti mikrotik, tplink, Linksys, dll.
2. Nirkabel AP atau Wireless Access Point (WAP)
wireless
Access Point adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengkoneksikan alat-alat
wireless ke sebuah jaringan berkabel (wired network) menggunakan wifi, bluetooth,
dll. WAP digunakan untuk membuat jaringan WLAN atau memperluas cakupan area
wifi yang sudah ada (Menggunakan mode bridge).
WAP
adalah titik pusat jaringan wireless, alat ini memancarkan frekwensi radio
untuk mengirimkan data dan menerima data. Dalam jaringan wired, WAP sama
fungsinya dengan Hub atau switch.
Konfigurasi
WAP terbilang cukup sederhana, seperti penentuan SSID, Channel, dan pemilihan
jenis authentication.
Gambar
diatas adalah contoh topologi jaringan wireless (WLAN) dan wired (LAN) yang
dihubungkan dengan Wireless Access Point (WAP). Setiap client baik dapat saling
berkomunikasi data dan dapat bersama-sama mengakses PC Server.
ANTENNA
Antena
adalah perangkat jaringan yang mempunyai fungsi significant dalam rangka
memperluas area jangkauan dari jaringan.
1. Antena Directional
Antenna
ini merupakan jenis antenna dengan narrow bandwidth, yaitu mempunyai sudut
pemancar yang kecil dengan daya lebih terarah. , jaraknya jauh tetapi tidak
dapat menjangkau area yang luas. Antenna ini mengirim dan menerima sinyal radio
hanya dalam satu arah.
Antenna
ini biasanya digunakan untuk koneksi point to point, ataumultiple point. Contoh antenna directional
adalah: antenna grid, disc parabolic, yagi, dan antenna sectoral.
- Antenna Grid
Ketersediaan
antena grid sudah cukup mudah didapatkan di pasaran, dan harganya juga semakin
terjangkau. Untuk merangkai antena Grid seperti ini, tidak membutuhkan
peralatan yang banyak, cukup dengan menggunakan Tang atau kunci pas.
- Antena Yagi
Dari
bentuknya, antena yagi seperti antena TV yang sering kita lihat dipasang di
atas atap rumah.
- Antenna sectoral
- Antenna
parabola
3. Antenna omnidirectional
Antenna
ini biasanya digunakan pada access point (AP). Antenna ini mempunyai pola
radiasi 360 derajat. MempunyaI sudut pancaran yang besar (wide beamwidth) yaitu
3600. Area jangkauannya luas namun jarak jangkaunya pendek. Antenna ini
mengirim atau menerima sinyal radio (Radiowave) dari segala arah secara sama.
Antenna ini biasanya digunakan untuk koneksi mulitiple point atau hotspot.
Gambar
diatas adalah jenis antena omnidirectional yang bisa kita dapatkan dengan mudah
dipasaran. Cara merangkainya mudah,
4. IEEE
802.11a, 802.11b, 802.11g, 802.11n
IEEE (Institute of
Electrical and Electronic Engineers) adalah institusi yang melakukan kajian,
riset, dan pengembangan terhadap perangkat jaringan yang kemudian menjadi
standarisasi untuk digunakan sebagai perangkat jaringan.
5. Nirkabel channel
Pada wireless 802.11
b/g/n yang menggunakan band 2.4 GHz, ada 14 chanel yang dapat digunakan. Dalam
suatu area kadang sering ada banyak jaringan wireless lain selain milik kita,
jika chanel yang digunakan antara satu wireless dengan wireless yang lain
bersinggungan tentu akan menimbulkan interferensi yang menyebabkan sinyal
wireless kurang maksimal yang akhirnya juga berdampak pada kurang optimalnya
pertukaran data pada jaringan wireless tersebut. Berikut representasi grafik
pada wi-fi chanel pada band 2.4
Penggunaan
wi-fi chanel yang tidak tepat dapat menimbulkan interferensi, sebagai contoh
jika jaringan A menggunakan chanel 6, sedangkan jaringan B menggunakan 8, maka
akan terjadi interferensi.
Oleh
karena itu agar tidak terjadi interferensi maka gunakanlah non-overlapping
chanel , yaitu chanel 1, 6 11 dan 14 pada jaringan wireless (Access Point) yang
berbeda.
Untuk
mendeteksi interferensi chanel yang digunakan disekitar area jaringan, salah
satu tool yang powerfull, easy looking dan juga gratis adalah inSSIDer.
PERANCANGAN JARINGAN NIRKABEL INDOOR DAN OUTDOOR
Terdapat
beberapa langkah untuk memulai perancangan jaringan wireless. Di setiap langkah
ini nanti perancang membutuhkan beberapa perangkat tambahan baik software
maupun hardware, dan juga berapa strategi tertentu. berikut langkah perancangan
jaringan wireless:
1. Identifikasi kegiatan survey (koordinat, zona, channel, noise)
Survey lokasi
a. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan Kompas pada peta
b. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang(obstructure) sepanjang path
c. Hitung SOM, path dan accessories loss, EIRP, Freznal zone, ketinggian antena
d. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemudian potensi hidden station, over shoot, dan test noise serta interferensi
e. Tentukan posisi ideal Tower, elevasi, panjang kabel dan alternative seandainya ada kesulitan dalam instalasi
f. Rencanakan sejumlah alternative metode instalasi
2. penentuan Kapasitas Jaringan wireless
3. Penentuan topologi jaringan Wireless
Berikut jenis topologi yang digunakan pada jaringan wireless:
- Independent Basic Service Set (IBBS)
AdHoc sering disebut Independent Basic Service Set (IBBS). Jaringan AdHoc terbentuk bila antara client wireless yang dilengkapi dengan wireless LAN Card saling terhubung satu sama lain secara langsung. Pada jaringan ini tidak memerlukan perantara seperti access point atau perangkat lainnya. Topologi Adhoc ini memiliki beberapa kelemahan. Jika client yang terhubung semakin banyak, maka proses transmisi data akan semakin lambat.
Kelemahan lainnya, karena tidak adanya access point yang dijadikan consentrator pada topologi ini, menyebabkan tidak adanya perangkat yang bisa mengatur wireless client yang tekoneksi. Collusion atau tabrakan pun sangat mungkin terjadi
- Basic Service Set
Koneksi antar wireless client pada topologi ini diperantarai oleh sebuah perangkat access point. Setiap wireless client yang ingin terhubng dengan client lainnya harus terhububung dulu dengan access point yang digunakan.
- Extended Service Set
Pada topologi ESS terdapat lebih dari satu access point yang digunakan. Tujuannya adalah untuk menjangkau area yang lebih jauh lagi. Jadi, bisa dikatakan topologi ESS ini merupakan gabungan atau kumpulan dari topologi BSS.
Pada topologi BSS atau ESS, kita bisa memadukannya dengan jaringan kabel. Koneksi ini biasa disebut infrastruktur, dimana wireless client dapat terhubng dan berkomunikasi dengan client lain pada jaringan kabel.
- Paduan BSS dan ESS
4. Mengidentifikasi interkoneksi perangkat jaringan
5. Kondisi Channel
Channel dapat diibaratkan seperti sebuah jalan. Peralatan wireless yang mendukung standar protocol 802.11a/b/g yang menggunakan frekwensi 2, 4 GHz mempunyai jumlah 14 channel. Pemasangan Access Point dengan menggunakan frekwensi 2, 4 GHz lebih dari satu dalam satu ruangan atau area, harus memperhatikan channel agar tidak terjadi interferensi antar access point yang nanti dapat mengakibatkan kerusakan data.
6. Interferensi
Beberapa sumber noise:
- Natural noise, adalah noise dari atmosfer dan galaksi
- Manmade noise, adalah sinyal RF yang diambil oleh antena. Termasuk microwave oven, telepon cordless, dan indoor WiFi
- Receiver noise, adalah noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima
- Interferensi dari jaringan lain, adalah interferensi yang disebabkan oleh jaringan wireless lain yang bekerja pada band yang sama.
- Interferensi dari jaringan sendiri, adalah terjadi jika kita menggunakan frekwensi yang sama lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak /spasi antar channelnya, atau menggunakan urusan frekwensi hopping yang tidak benar.
- Interferensi dari sinyal out of band, adalah disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekwensi band yang kita gunakan, misalnya pemancar FM, AM, atau TV, pager, radio CB.
strategi penanggulangan Interferensi
- Gunakan antena sectoral atau antena pengarah / narrow band dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat efektif untuk mengurangi interferensi terutama di daerah yang spectrum-nya sangat padat sekali.
- Gunakan jalur-jalur yang pendek, jangan berusaha membangun sambungan jarak jauh.
- Pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain.
- Ubah / ganti polarisasi antenna.
- Atur azimuth antenna.
- Ubah lokasi peralatan
1. Identifikasi kegiatan survey (koordinat, zona, channel, noise)
Survey lokasi
a. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan Kompas pada peta
b. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang(obstructure) sepanjang path
c. Hitung SOM, path dan accessories loss, EIRP, Freznal zone, ketinggian antena
d. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemudian potensi hidden station, over shoot, dan test noise serta interferensi
e. Tentukan posisi ideal Tower, elevasi, panjang kabel dan alternative seandainya ada kesulitan dalam instalasi
f. Rencanakan sejumlah alternative metode instalasi
2. penentuan Kapasitas Jaringan wireless
3. Penentuan topologi jaringan Wireless
Berikut jenis topologi yang digunakan pada jaringan wireless:
- Independent Basic Service Set (IBBS)
AdHoc sering disebut Independent Basic Service Set (IBBS). Jaringan AdHoc terbentuk bila antara client wireless yang dilengkapi dengan wireless LAN Card saling terhubung satu sama lain secara langsung. Pada jaringan ini tidak memerlukan perantara seperti access point atau perangkat lainnya. Topologi Adhoc ini memiliki beberapa kelemahan. Jika client yang terhubung semakin banyak, maka proses transmisi data akan semakin lambat.
Kelemahan lainnya, karena tidak adanya access point yang dijadikan consentrator pada topologi ini, menyebabkan tidak adanya perangkat yang bisa mengatur wireless client yang tekoneksi. Collusion atau tabrakan pun sangat mungkin terjadi
- Basic Service Set
Koneksi antar wireless client pada topologi ini diperantarai oleh sebuah perangkat access point. Setiap wireless client yang ingin terhubng dengan client lainnya harus terhububung dulu dengan access point yang digunakan.
- Extended Service Set
Pada topologi ESS terdapat lebih dari satu access point yang digunakan. Tujuannya adalah untuk menjangkau area yang lebih jauh lagi. Jadi, bisa dikatakan topologi ESS ini merupakan gabungan atau kumpulan dari topologi BSS.
Pada topologi BSS atau ESS, kita bisa memadukannya dengan jaringan kabel. Koneksi ini biasa disebut infrastruktur, dimana wireless client dapat terhubng dan berkomunikasi dengan client lain pada jaringan kabel.
- Paduan BSS dan ESS
4. Mengidentifikasi interkoneksi perangkat jaringan
5. Kondisi Channel
Channel dapat diibaratkan seperti sebuah jalan. Peralatan wireless yang mendukung standar protocol 802.11a/b/g yang menggunakan frekwensi 2, 4 GHz mempunyai jumlah 14 channel. Pemasangan Access Point dengan menggunakan frekwensi 2, 4 GHz lebih dari satu dalam satu ruangan atau area, harus memperhatikan channel agar tidak terjadi interferensi antar access point yang nanti dapat mengakibatkan kerusakan data.
6. Interferensi
Beberapa sumber noise:
- Natural noise, adalah noise dari atmosfer dan galaksi
- Manmade noise, adalah sinyal RF yang diambil oleh antena. Termasuk microwave oven, telepon cordless, dan indoor WiFi
- Receiver noise, adalah noise yang dihasilkan oleh rangkaian internal penerima
- Interferensi dari jaringan lain, adalah interferensi yang disebabkan oleh jaringan wireless lain yang bekerja pada band yang sama.
- Interferensi dari jaringan sendiri, adalah terjadi jika kita menggunakan frekwensi yang sama lebih dari satu kali, menggunakan channel yang tidak mempunyai cukup jarak /spasi antar channelnya, atau menggunakan urusan frekwensi hopping yang tidak benar.
- Interferensi dari sinyal out of band, adalah disebabkan oleh sinyal yang kuat di luar frekwensi band yang kita gunakan, misalnya pemancar FM, AM, atau TV, pager, radio CB.
strategi penanggulangan Interferensi
- Gunakan antena sectoral atau antena pengarah / narrow band dengan penguatan tinggi. Biasanya sangat efektif untuk mengurangi interferensi terutama di daerah yang spectrum-nya sangat padat sekali.
- Gunakan jalur-jalur yang pendek, jangan berusaha membangun sambungan jarak jauh.
- Pilih frekuensi yang tidak banyak digunakan oleh stasiun lain.
- Ubah / ganti polarisasi antenna.
- Atur azimuth antenna.
- Ubah lokasi peralatan
INSTALASI DAN KONFIGURASI PERANGKAT JARINGAN NIRKABEL INDOOR DAN
OUTDOOR
1.INSTALASI PERANGKAT INDOOR
4.1 Umum
Instalasi perangkat indoor yang dilaksanakan didalam ruangan
meliputi pemasangan perangkat disisi sentral dan disisi pelanggan.
Perangkat yang biasa dipasang disisi sentral seperti tertera pada gambar 4.1
dibawah ini meliputi :
a. Perangkat OLT, CT, SDH
Mux, Channel Bank.
b. FDF termasuk Splitter
Frame (bila PS diletakkan disisi sentral).
c. DDF.
d. Perangkat T-AURORA.
Catatan :
· Passive
Splitter direkomendasikan dipasang di Sentral atau di gedung pelanggan
(untuk perangkat remote indoor).
· Bila
jaringan sudah dilengkapi T-AURORA maka FDF tidak diperlukan lagi.
Perangkat yang biasa dipasang disisi pelanggan seperti tertera pada gambar 4.2
dibawah ini meliputi :
a. Perangkat ONU, RT, SDH
Mux, Channel Bank.
b. OTB.
c. DDF, SDF.
d. DP.
e. Splitter
Tray (apabila PS diletakkan disisi pelanggan).
f. Power
Distribution Box
Gambar
4.2 Konfigurasi umum instalasi perangkat disisi
pelanggan
Pada dasarnya instalasi perangkat didalam ruangan dapat dibagi menjadi 2 (dua)
kelompok yaitu :
Lokasi Pemasangan
|
Jenis Perangkat
|
a. On
the ground (dipasang diatas lantai)
|
OLT, CT, FDF,
DDF, T-AURORA, Splitter Frame, ONU Rack, RT Rack, SDH Mux, CB,
Catu Daya.
|
b. On
the wall (dipasang di dinding)
|
ONU Dinding, RT
dinding, OTB, Splitter Tray (biasanya terintegrasi dengan
OTB), SDF, DDF, Catu daya.
|
Langkah-langkah
pemasangan perangkat adalah sebagai berikut :
Start
|
Siapkan dokumen
layout, perangkat dan perkakas.
|
ß
|
|
Unpack
|
Buka peti/ box dengan
alat pembuka/ pengungkit.
|
ß
|
|
Carrying
|
Bawa perangkat,
material dan perkakas instalasi ke ruangan instalasi.
|
ß
|
|
Check
|
Periksa deskripsi
dan jumlah perangkat, alat bantu serta material instalasi sesuai dengan
dokumen pengiriman.
|
ß
|
|
Marking
& Driling
|
Tandai tempat
pemasangan perangkat sesuai dengan letak lubang sekrup/ baut pada perangkat.
Buat lubang pada tempat tersebut dengan bor listrik untuk pemasangan angker,
gunakan mata bor yang kecil dahulu kemudian gunakan mata bor yang besar.
|
ß
|
|
Structure
Assembling
|
Pasang baut
angker pada bagian yang dilubangi tadi kemudian susun kerangka rak/ kabinet
pada kedudukannya, gunakan waterpass agar rak/ kabinet tidak
miring.
|
ß
|
|
Equipment
Set Up
|
Kuatkan baut
angker, kemudian pasang kelengkapan rak/ kabinet seperti modul-modul.
|
ß
|
|
Cable
Laying
|
Gelar semua kabel
yang menghubungkan perangkat satu dengan lainnya ternasuk kabel grounding pada groundingterminal,
kemudian ikat sementara pada cable tray atau cable
holder.
|
ß
|
|
Cable
Forming
|
Rapihkan susunan
kabel pada cable tray atau cable holderdengan cable
ties dengan jarak secukupnya.
|
ß
|
|
Cable Termination
|
Terminasikan
kabel pada terminal yang sesuai (K52, K71, LSA Plus, Patch Panel, SDP,
OTB/FDF) dengan wiring diagram yang telah ditentukan,
kemudian pasang label pada kabel dan terminal distribusi agar mudah dikenali.
Seluruh kabel harus diterminasikan sampai ke terminal.
|
ß
|
|
Cable Wiring
Check
|
Periksa semua
interkoneksi kabel dengan alat test.
|
ß
|
|
Bersihkan lokasi
instalasi dan kumpulkan sisa material yang belum terpakai untuk instalasi di
tempat lainnya.
|
|
ß
|
|
Finish
|
Lakukan
pengetesan perangkat dan catat material yang terinstal.
|
4.2 Persyaratan
ruangan
Persyaratan ruangan lokasi pemasangaan perangkat adalah sebagai berikut :
a. Ruangan harus bersih, bebas
banjir maupun tetesan air dari plafond ruangan mempunyai penerangan dan
ventilasi udara yang baik, jika perlu dipersiapkan ruangan khusus untuk
perangkat JARLOKAF.
b. Ruangan harus mempunyai suhu
dan kelembaban yang tetap, oleh sebab itu perlu dikondisikan dengan Air
Conditioner (AC) yang memadai yaitu pada suhu ruangan
20 ± 10 % dan kelembaban 60 ± 10 %.
c. Ruangan yang dipilih harus
direncanakan secara terpadu dan cukup ruang untuk pengembangan dikemudian hari.
d. Untuk gedung bertingkat, ruangan
dapat dipilih di Basement atau di lantai lainnya dari gedung
tersebut namun harus dekat dengan jalur transportasi barang/ perangkat
dan jalur masuknya kabel ke gedung tersebut.
e. Ruangan perangkat harus dekat
dengan terminal distribusi existing, terdapat sumber catu daya yang cukup untuk
mencatu perangkat dan chargernya.
f. Ruangan harus mempunyai
terminal grounding/ grounding bar.
g. Lantai atau dinding tempat
pemasangan perangkat harus mampu menahan beban dari perangkat yang akan
dipasang, berikut kondisi lantai dan dinding yang dipersyaratkan :
Lokasi Pemasangan
|
Minimum menahan
beban
|
Diatas lantai
(dalam bentuk rak)
|
200 kg/ m2
|
Di dinding (dalam
bentuk kabinet)
|
75 kg
|
4.3 Persyaratan
umum pemasangan perangkat
Persyaratan umum pemasangaan perangkat indoor adalah sebagai berikut :
a. Perangkat mudah
dijangkau dan tidak mengganggu perangkat existing (bila ada).
b. Perangkat dipasang
secara teratur/ berurutan sesuai dengan dokumen survei.
c. Penempatan perangkat
diatur sedemikian rupa sehingga tersedia lahan untuk kegiatan Operasi dan
Pemeliharan, serta tidak berada dibawah tetesan air kondensasi AC.
d. Perangkat harus
terpasang dengan kokoh, tidak miring dan memenuhi estetika keindahan.
e. Perangkat harus diberi
pentanahan dan terintegrasi dengan pentanahan perangkat telekomunikasi lainnya,
besarnya tahanan maksimum 1 Ohm. Kabel groundingdirekomendasikan
yang mempunyai jaket PE dengan diameter yang sesuai.
f. Sub rack dan
modul-modul hanya dapat dipasang setelah rak utama terpasang kuat.
g. Alur kabel catu daya
harus terpisah dengan alur kabel komunikasi dan harus diikat rapi dengan tie
rope/ cable ties pada cable tray, jarak pemasangan
pengikat tersebut adalah 25 cm untuk alur vertikal dan 100 cm untuk alur
horizontal. Sedangkan untuk kabel yang banyak harus menggunakan tali montage atau
benang Siemens.
h. Bila ruangan terpisah
untuk perangkat yang satu dengan lainnya maka harus dipasang cable tray,
untuk menjaga estetika serta kemudahan O&M.
i. Terminasi
kabel 2 Mbps yang menghubungkan antar perangkat transmisi harus dilaksanakan
pada DDF (K52) dengan jarak maksimum 150 m.
j. Terminasi
dikelompokkan berdasarkan jenis layanan/ service.
k. Persyaratan
pemasangan modul adalah sebagai berikut
:
¨ Pada
saat memasang modul, pergelangan tangan harus dipasang kabel grounding karena
modul sangat sensitif dengan elektrostatik.
¨ Pemasangan
modul harus hati-hati dan permukaan modul baik sisi komponen maupun sisi
solderan tidak boleh disentuh dengan tangan.
¨ Modul
harus terpasang tepat pada slotnya dan konektor modul benar-benar terhubung
dengan konektor pada backplane.
¨ Slot
yang kosong harus dipasang penutup agar tidak ada debu yang masuk.
l. Persyaratan
inisialisasi perangkat sebagai berikut
:
¨ Inisialisasi
perangkat dilaksanakan setelah semua sistim diperiksa dan terpasang dengan
baik.
¨ Sumber
catu daya harus diperiksa terlebih dahulu agar dapat diperoleh tegangan/ arus
yang konstan.
¨ Hidupkan
perangkat satu persatu kemudian lakukan pengecekan semua lampu indikator (LED)
dengan mengoperasikan switch lamp test.
¨ Apabila
ditemukan kelainan maka sumber kelainan harus segera dilacak jika perlu catuan
segera diputus.
¨ Pelaksanaan
inisialisasi maupun trouble shooting harus mengacu kepada
rekomendasi dari pabrikan.
4.4
Persyaratan pemasangan perangkat diatas lantai
Persyaratan pemasangan perangkat diatas lantai adalah sebagai berikut :
a. Perangkat dapat
dipasang langsung diatas lantai maupun diatas Raise Floor, tinggi
maksimum Raise Floor adalah ± 50 cm.
b. Agar tidak mengganggu
lalu lintas personil, maka berikut ini adalah contoh floor layout.
c. Perangkat yang tidak
memerlukan akses dari backplane dapat dipasang bersandar di
dinding atau back to back.
Keterangan :
No.
|
Objek
|
Jarak (mm)
|
1.
|
Belakang rak –
Dinding
|
1.000
|
2.
|
Muka rak –
Dinding
|
1.000
|
3.
|
Muka rak -
Belakang rak lainnya
|
1.000
|
4.
|
Muka rak - Muka
rak lainnya
|
1.000
|
5.
|
Belakang rak -
Belakang rak lainnya
|
1.000
|
6.
|
Pinggir rak –
Dinding
|
1.000
|
7.
|
Pinggir rak -
Pinggir rak
|
6
|
d. Untuk menghubungkan
kabel dari perangkat satu dengan perangkat lainnya harus dipasang tray kabel, tray kabel
dapat dipasang dibawah rak (didalam raise floor) atau diatas
perangkat. Berikut persyaratan pemasangan tray.
e. Bila rak dipasang
langsung diatas lantai, maka bagian bawah rak harus dipasang mati dengan lantai
menggunakan angker/ dyna bolt seperti contoh pada gambar
berikut :
f. Sedangkan bila
perangkat dipasang diatas Raise floor, maka rak dipasang pada
kerangka Raise floor dan dikuatkan dengan mur/ baut yang
sesuai.
4.5
Persyaratan pemasangan perangkat di dinding
Persyaratan pemasangan perangkat di dinding adalah sebagai berikut :
a. Dinding tempat
pemasangan perangkat harus kuat, rata dan mempunyai ketebalan yang cukup.
b. Perangkat yang dipasang
di dinding harus dikuatkan oleh mur/ baut dengan panjang minimal 60 mm seperti
tertera pada gambar berikut :
c. Tinggi perangkat dari
atas lantai disesuaikan dengan ukuran perangkat dan keleluasaan petugas
pelaksana Operasi dan Pemeliharaan yaitu antara 60 cm sampai dengan 140 cm atau
disesuaikan dengan kondisi ruangan. Konstruksi pemasangannya adalah sebagai
berikut :
d. Alur masuk/ keluar
kabel ke/ dari perangkat dapat dari atas maupun dari bawah, alur kabel yang
terbuka dan banyak gangguan eksternal termasuk kabel groundingharus
diberi cable duct dari PVC.
e. Besarnya Bending
Radius minimum pada jalur kabel yang membelok adalah minimal sebesar
20 kali diameter kabel.
f. Pada jalur kabel
yang membelok harus dilindungi dengan flexible pipe.
g. Apabila perangkat mempunyai
pintu penutup, maka harus disediakan ruangan agar pintu bebas membuka dan
menutup.
Instalasi
perangkat outdoor yang dilaksanakan diluar ruangan dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :
Lokasi Pemasangan
|
Jenis Perangkat
|
a. On
the ground (dipasang diatas tanah)
|
ONU Cabinet, RT
Cabinet, ADM, Splitter tray dalam cabinet.
|
b. On
the pole (dipasang di tiang)
|
ONU Tiang, RT
Tiang, Closure.
|
c. Below
the ground (dipasang di Manhole/ Handhole)
|
Closure.
|
Langkah-langkah pemasangan
perangkat adalah sebagai berikut :
Pembuatan pondasi/ Mendirikan tiang
|
ß
|
Pemasangan cabinet
|
ß
|
Pemasangan catu daya
|
ß
|
Terminasi Kabel
|
ß
|
Pemasangan modul
|
ß
|
Inisialisasi
|
Persyaratan
lokasi pemasangaan perangkat adalah sebagai berikut :
a. Lokasi pemasangan
perangkat sedapat mungkin dekat dengan lokasi/ persil kelompok pelanggan (copper
centrum) sehingga kabel yang ditarik kearah pelanggan bisa lebih pendek dan
persyaratan teknisnya (redaman transmisi dan tahanan loop)
terpenuhi.
b. Lokasi pemasangan
perangkat harus dekat dengan sumber tegangan distribusi PLN, mudah dijangkau
serta mudah dalam operasi dan pemeliharaanya.
c. Lokasi pemasangan
perangkat tidak boleh pada lokasi yang rawan longsor ataupun rawan banjir.
d. Lokasi pemasangan
perangkat harus memperhatikan rencana tata kota seperti kemungkinan adanya
pelebaran jalan, pembangunan sarana umum dan lain sebagainya.
e. Lokasi pemasangan
perangkat harus aman dari gangguan external seperti lalu lintas kendaraan,
pejalan kaki dan tindakan kriminal, bila lokasinya rawan kejahatan maka perlu
ditambah pagar dan kunci pengaman.
5.3 Persyaratan
umum pemasangan perangkat
Persyaratan
umum pemasangaan perangkat outdoor adalah sebagai berikut :
a. Apabila
perangkat dipasang dekat dengan persimpangan jalan, maka perangkat tidak boleh
ditempatkan terlalu dekat dengan sudut jalan, jarak minimal dari sudut jalan
adalah 5 meter dan jarak dari pinggir jalan minimal 1 meter berikut contoh
penempatan perangkat :
b. Perangkat outdoor biasanya
dikemas dalam kabinet untuk itu ventilasi udara kabinet tidak boleh tertutup
bila perlu dipasang fan tambahan agar temperatur didalam
kabinet tidak terlalu panas (suhu didalam kabinet direkomendasikan maksimum
30 °C). Untuk menjaga temperatur di dalam kabinet, perangkat outdoor
disarankan ditempatkan di dalam shelter.
c. Perangkat
harus terpasang dengan kokoh, tidak miring dan memenuhi estetika keindahan
serta dilengkapi dengan grounding yang baik (maksimum 1 ohm).
d. Apabila
karena suatu hal kabinet harus ditempatkan dihalaman atau persil penduduk atau
halaman kantor, maka harus mendapat ijin tertulis terlebih dahulu dari pemilik
persil yang bersangkutan.
5.3.1 Persyaratan
pemasangan perangkat diatas tanah
Persyaratan
pemasangan perangkat diatas tanah adalah sebagai berikut :
a. Kabinet
perangkat harus dipasang patok pelindung agar tidak terlanggar oleh kendaraan,
pemasangan patok pengaman seperti gambar berikut :
b. Kabinet
perangkat harus dipasang diatas dudukan/ pondasi beton dengan kedalaman minimal
70 cm dan ketinggian minimal 60 cm dari permukaan lantai kerja, bagian pondasi
yang berada diatas permukaan tanah harus diplester/ dihaluskan dan permukaan
atas dudukan beton harus dibuat miring agar air tidak menggenang disekitar
kabinet. Khusus untuk daerah rawan banjir tinggi dudukan/ pondasi disesuaikan.
c. Pondasi
terbuat dari beton cor dengan perbandingan semen, pasir, batu pecahan 1:2:3,
ukuran pondasi disesuaikan dengan ukuran kabinet, pondasi dapat dibuat langsung
ditempat ataupun dicetak terlebih dahulu (precast).
d. Bagian
bawah kabinet (cabinet root) harus terpasang kuat pada pondasi beton
dengan kedalaman ± 15 cm, berikut gambar pemasangan kabinet pada
dudukan beton/ pondasi :
e. Bagian
dalam pondasi harus dibuat berongga dan mempunyai ruang yang cukup untuk
pemasukan kabel pelanggan (tembaga), kabel serat optik, kabel catu daya (power)
dan kabel grounding.
f. Agar
terhindar dari gangguan serangga maka setelah kabel-kabel terpasang maka rongga
tersebut harus ditutup dengan parafin dan rongga pipa kabel yang ada kabelnya
dipasang seal.
g. Setiap
kabel harus ditempatkan pada pipa duct tersendiri dan pada
belokan harus dipasang flexible pipe, ukuran pipa duct adalah
sebagai berikut :
a) Pipa duct Æ 100
mm digunakan untuk kabel pelanggan.
b) Pipa duct Æ 50
mm digunakan untuk kabel Fiber Optik.
c) Pipa duct Æ 40
mm digunakan untuk kabel Catu daya (power).
d) Pipa duct Æ 40
mm digunakan untuk kabel grounding
Pemasangan
pipa duct / kabel tidak boleh saling menyilang.
5.3.2 Persyaratan
pemasangan perangkat di tiang
Persyaratan
pemasangan perangkat di tiang adalah sebagai berikut :
a. Tiang
tempat pemasangan kabinet/ perangkat harus kuat dan cukup menahan beban
perangkat bila perlu dipakai tiang ganda, berat maksimum pemasangan perangkat
di tiang adalah 75 kg.
b. Kabel
bawah tahah yang menuju perangkat agar terhindar gangguan external harus diberi
pipa pelindung (Riser Pipe) dari besi dan di klem kepada tiang, tinggi
pipa pelindung dari permukaan tanah adalah 3 meter.
c. Bagian
bawah tiang yang ditanam harus dicor dengan ketinggian dan kedalaman 50 cm dari
permukaan tanah, sedangkan sisanya dicat dengan Tir atau Plinkut seperti gambar
berikut :
d. Pembuatan
pondasi dilaksanakan sebelum perangkat dipasang dan harus benar-benar kering
sebelum dipakai.
e. Tinggi
tiang yang dapat dipakai minimal 7 meter, sedangkan tinggi perangkat dari atas
tanah minimal 2 meter seperti gambar berikut :
f. Pemasangan
perangkat dari kabel atas tahah adalah sebagai berikut :
¨ Catuan
AC yang diambil dari jala-jala PLN harus diterminasikan pada Box/Panel tersendiri
dan dilengkapi dengan Circuit Breaker dengan besaran arus yang
sesuai.
¨ Jalur
kabel dapat dipilih sesuai gambar diatas dan sepanjang rute kabel tersebut
harus diberikan pipa pelindung yang kuat.
¨ Jenis
dan diameter kabel yang dipilih harus disesuaikan dengan besarnya arus/ampere
yang dibutuhkan dan telah memenuhi Standar Industri Indonesia (SII).
¨ Batere
yang direkomendasikan adalah batere kering agar tidak terjadi korosi didalam
kabinet, batere tersebut harus dapat memberikan catuan yang cukup minimal
selama 8 jam pada saat catuan utama (PLN) jatuh.
Komentar
Posting Komentar